MAKALAH MANAGEMEN UNSUR HARA TANAMAN
MAKALAH
MANAGEMEN
UNSUR HARA
TANAMAN
DISUSUN OLEH:
RONI WAHYUDI
(110301009)
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM STUDY
AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
MEGOU PAK TULANG BAWANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Dalam penanaman perlu diperhatikan kekayaan
nutrisi yang terkandung, nutrisi terbagi dalam dua kategori, yakni elemen makro,
dan elemen mikro
Reaksi
tanah (pH) merupakan indikasi yang menggambarkan tingkat kemasaman atau
alkalinitas tanah. Nilai ini berpengaruh pada mudah tidaknya unsur-unsur
hara tersedia atau diserap oleh tanaman, adanya unsur beracun bagi tanaman dan
aktivitas organisme. Reaksi tanah yang masam mengakibatkan terjadinya
pengikatan P oleh Al dan meningkatkan kelarutan Al yang bersifat racun bagi
tanaman, serta tidak tersedianya unsur Boron (B) yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman.
Nitrogen
merupakan hara makro yang paling esensial bagi pertumbuhan vegetatif
tanaman. Kekurangan unsur ini akan berakibat tanaman tumbuh kerdil,
pertumbuhan akan terhambat, daun-daun kuning (kurang memiliki arti
produksi). Bahan organik merupakan sumber utama N dalam tanah dan
ketersediaannya dipengaruhi oleh ratio antara C dan N. Sebagian besar N
tanah terikat dalam bentuk organik dan sebagian kecil dalam bentuk
anorganik. N organik tidak dapat diserap oleh tanaman.
Tanaman menyerap Nitrogen dalam bentuk Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). N
dalam tanah dapat berkurang atau hilang melalui pencucian, penguapan dan
diserap oleh tanaman.
Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap kadar N-total dapat terjadi melalui berkurangnya kadar bahan organik, meningkatnya proses pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia tanah.
Pengaruh kegiatan pengusahaan hutan terhadap kadar N-total dapat terjadi melalui berkurangnya kadar bahan organik, meningkatnya proses pencucian dan erosi serta perubahan sifat kimia tanah.
Perbedaan
kadar bahan organik pada masing-masing jenis kegiatan dapat disebabkan oleh
perbedaan kandungan bahan organik awal, faktor topografi, intensitas
pelapukan dan erosi yang terjadi.
Bagi
tanaman, Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial kedua setelah
Nitrogen. Unsur ini sering ditambahkan ke dalam tanah sebagai pupuk,
karena pada umumnya tanah-tanah di Indonesia khususnya pada lahan-lahan
marginal memiliki kandungan P yang sangat rendah. P dalam bentuk P
organik dapat dibebaskan menjadi bentuk anorganik melalui proses
dekomposisi sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bentuk P anorganik dalam
tanah jumlahnya sedikit dan sukar larut dalam air. Kadar P-total
pada areal calon lokasi Perkebunan berkisar antara 1,15 mg/100 g - 5,49
mg/100 g, tergolong sangat rendah.
Seperti
halnya N dan P, unsur Kalium (K) juga merupakan unsur makro esensial bagi
tanaman. Secara umum unsur ini bersama unsur N dan P menentukan tingkat
produksi tanaman. Gejala kekurangan K pada tanaman berakibat pinggir daun
berwarna coklat, tanaman kerdil dan daun tua menguning. Sumber K dalam
tanah umumnya ditemukan dalam bentuk mineral yang kompleks. Bentuk
tersebut mudah berubah bila tercuci oleh air yang mengandung
CO2 atau asam-asam lainnya. Sebagian besar kandungan K dalam tanah
berasal dari pelapukan batuan yang mengandung K seperti mika dan feldspar
(menghasilkan ion K bagi tanaman)
Kapasitas
tukar kation suatu jenis tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap
kation-kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid-koloid tanah yang
bermuatan negatif. Nilai KTK berkaitan erat dengan kesuburan tanah,
dimana tanah dengan nilai KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara
lebih baik dari pada tanah dengan nilai KTK rendah. Besarnya KTK
sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis liat, serta humus tanah.
Aluminium (Al) dalam tanah dapat
menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan tanaman secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung tingginya kadar Al dalam tanah dapat
meracuni tanaman, sedangkan secara tidak langsung Al dapat sebagai pensuplai
ion H yang pada akhirnya mempengaruhi pH tanah sehingga pH rendah dan
mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara. Al yang tinggi juga dapat
mengikat unsur-unsur lain seperti Pospor (P) dan Boron (B) sehingga tidak
tersedia bagi tanaman.
B.Tujuan
Makalah
Ø Mampu menjelaskan tentang nutrisi
yang terdapat pada tanaman
Ø Dapat memahami dan menjelaskan
tentang unsur-unsur hara makro dan mikro pada tanaman
Ø Mengerti tentang apa saja yang
terkandung didalam unsur-unsur hara pada tanaman
Ø Dapat mengatasi masalah tentang kekurangan
dan kelebihan unsur hara pada tanaman
Ø Dapat menjelaskan dan mengerti
tentang pH tanah
BAB II
PEMBAHASAN
A.Unsur
Hara Makro dan Mikro
Ada Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman Di antaranya Sbb
:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong Unsur Hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
Unsur hara tersebut tergolong Unsur Hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
·
Unsur Hara Makro Adalah Unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah besar
·
Unsur Hara Mikro Adalah Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur hara makro meliputi:
N
P
K
Ca
Mg
S
Unsur hara mikro meliputi :
Fe
Mn
B
Mo
Cu
Zn
Cl
N
P
K
Ca
Mg
S
Unsur hara mikro meliputi :
Fe
Mn
B
Mo
Cu
Zn
Cl
1.Fungsi
Unsur Hara Makro ( N-P-K )
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :
a.Nitrogen (
N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
b.Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
c.Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
d.Calsium (Ca)
Merupakan bagian penting dari dinding sel dan sangat penting untuk menunjang
proses pertumbuhan.
Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem.
Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi padaujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) :
Kalsium adalah untuk menyusun klorofil.
Dibutuhkan enzim untuk metabolis karbohidrat, serta mempergiat sel meristem.
Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya disintegrasi padaujung-ujung tanaman (ujung batang, akar, dan buah) sehingga ujungnya menjadi mengering atau mati, tunas daun yang masih muda akan tumbuh abnormal.
Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) :
a.
Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan
tepi-tepinya klorosis (berubah
menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun,
jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
Kelebihan unsur hara Kalsium (Ca) :
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.
sehingga
tanaman mengalami defisiensi.
e.Magnesium (Mg)
Merupakan penyusun utama khlorofil yang menentukan laju fotosintesa / pembentukan karbohidrat.
Berfungsi untuk transportasi fosfat.
menciptakan warna hijau pada daun.
Kekurangan magnesium yaitu menguningnya daun yang dimulai dariujung da bagian bawah daun.
Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
:
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b.Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b.Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali
Kelebihan unsur hara Magnesium (Mg) :
Kelebihan
Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
f.Belerang/ Sulfur (S)
Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
Pertumbuhan anakan pada tanaman
Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsurnitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
Pertumbuhan anakan pada tanaman
Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsurnitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.
Kekurangan unsur hara Belerang (S) :
a.
Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna
umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan
kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan,Tea Yellow, atau,yellow Disease,
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
2.Fungsi
Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah kecil antara lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu),
Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl).
a. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro
yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap
dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain
olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk
khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa
digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman
sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat
daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama
pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun
sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain
sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan
kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja
katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
b. Mangaan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion
Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk
kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam
tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organ
lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida,
karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)),
rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan
primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena
proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder
terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan
oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan
yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
c. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk
ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen
Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya
Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam
tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar
antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS),
spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4).
Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat
dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super
okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan
peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas
batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
d. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk
ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik,
misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu
diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylem
maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu
dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
tangkai daun lemah.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
tangkai daun lemah.
e. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion
MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman
terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang
memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun
kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung
Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS),
powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun
anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala
defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa
khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan
kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya
Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
f.
Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai
asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah
umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman
hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan
dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.
Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik
dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara
lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral
tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami
metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.
g.Klor ( Cl )
Klor merupakan unsure yang diserap
dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau
larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar
2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah
antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam
tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh
air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara
Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah
keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan
osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan
ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang
penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya
dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
Adapun defisiensi klor adalah antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
B.
pH Tanah
pH adalah tingakat keasaman atau
kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga
14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH
7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga
7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di
sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau
mempunyai nilai pH 7.
1.Pentingnya pH tanah
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting
karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),
Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah
tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit.
Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen
(dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan
tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan
mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman.
Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan
kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut
hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan
pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan
kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH
5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta
buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi
yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat
memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam,
tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada
akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya
yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni
tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat
penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida,
herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air
tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan
polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
2.Pengaruh pH tanah terhadap
pertumbuhan tanaman:
Menentukan
mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara
akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar
unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat
pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang
selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap
tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa
meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium)
dan Mo (Molibdenum)
Kondisi
pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 –
7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian
juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang
dengan baik.
Setelah
kita mengukur pH tanah dan telah kita ketahui keasamannya lalu apa yang akan
kita perbuat pada tanah kita tersebut?
Jika
pH tanah yang kita ukur tadi tidak sesuai harapan kita tentunya kita akan
mencoba mengubah pH tanah tersebut sesuai dengan yang kita harapkan. Sebenarnya
setiap tanaman memerlukan pH tertentu yang spesifik untuk pertumbuahnnya yang
optimal, akan tetapi pH tanah yang ideal untuk semua jenis tanaman pangan,
perkebunan dan hortikultura di Indonesia adalah antara 6 sampai 7. Jika pH
tanah kita sudah menyimpang dari kisaran tersebut maka segeralah mengatasinya.
Sebagai contoh jika pH tanah dibawah 6 itu berarti tanah masam dan jika lebih
dari 7 berarti basa.
3.Mengatasi Tanah Masam
Pengapuran
untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al. Untuk mengatasi kendala
kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan pengapuran. Kemasaman
dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian
kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH
agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar Ca
dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain meningkatkan pH
tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa. Terdapat hubungan
yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al. Dosis kapur
disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 1-5t/ha.
Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus
mensuplai Ca dan Mg.
Pemberian
Bahan Organik. Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah
juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik
dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta
membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik
tanah melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan
pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan
jumlah ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar
dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan bahan organik dapat pula diusahakan
melalui pertanaman lorong (alley cropping). Selain pangkasan tanaman dapat
menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat mengendalikan erosi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanamanFlemingia sp. dapat
meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkankejenuhan
Al. Petani menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Menurut mereka, pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah
kurang spontan akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama. Sedangkan pupuk buatan
pengaruhnya spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan
sebagainya. Berdasarkan pengalaman bahwa pengusahaan tanaman semusim yang
sebagian besar biomasanya tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan
yang ada di tanah, mereka mulai belajar mengembalikan sisa-sisa panen ke lahan.
Pemberian
Pupuk Phospat. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi
kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk
memperbaiki kesuburantanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk
mengatasi kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut
seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga
sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam
tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan
Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas tinggi
sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat alam
dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai
digunakan pada tanah-tanah masam.
Pengaturan
sistem tanam. Pengaturan sistem tanam sebenarnya hanya bersifat untuk
mencegah keasaman tanah atau mencegah kemasaman tanah yang lebih parah. Hal ini
berkaitan erat dengan artikel maspary yang berjudul Mengatasi
Tanah Asem- asemen Pada Padi Sawah. Pemberaan.
Untuk mempertahankan kesuburan tanah, petani memberakan lahan [Bahasa
Jawa: bero] atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang telah
diusahakan beberapa musim. Menurut mereka, tanaman akan tumbuh lebih baik pada
lahan yang sebelumnya diberakan. Bera dengan hanya mengandalkan suksesi alami
memerlukan waktu lebih lama untuk mengembalikan kesuburan
tanah. Tumpanggilir. pengusahaan satu jenis tanaman semusim saja
selama tiga tahun berturut-turut menyebabkan tanah menjadi “kurus” dan “cepat
panas”. Menurut pengamatan petani, jenis tanaman pangan yang banyak menguras
zat makanan dalam tanah [Bhs.Jawa : ngeret lemah] adalah ubikayu, ketela rambat
dan kacang tanah.Tumpangsari. Beberapa petani juga melakukan tumpangsari
di lahan mereka. Pada umumnya dasar keputusan petani untuk memilih sistem
tumpangsari adalah karena alasan ekonomi, bukannya kesadaran untuk
mempertahankan kesuburan tanah. Misalnya pendapatan petani dari hasil
tumpangsari jagung dan padi ternyata lebih besar dari hasil jagung atau padi
monokultur. Pencegahan erosi. Pada dasarnya petani menyadari
pentingnya pencegahan erosi di lahan mereka, terutama pada lahan yang curam.
Beberapa usaha yang telah dicoba adalah dengan membuat guludan sejajar kontur
atau menggunakan batang pohon yang ditebang pada saat pembukaan lahan sebagai
teras-teras akan tetapi karena intensitas curah hujan yang tinggi serta
struktur tanah yang kurang mantap menyebabkan guludan tersebut mudah longsor.
Sebagian petani ada yang membuat guludan tegak lurus arah kontur, sehingga air
limpasan bisa mengalir lebih cepat. Cara ini memang bisa mengurangi kerusakan
guludan dan mempercepat pematusan karena tanaman tertentu tidak menyukai tanah
yang terlalu basah, tetapi pengikisan tanah (erosi) tetap terjadi.
Pemberian
Mikroorganisme Pengurai. Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan
menyumbangkan tingkat keasaman tanah, pristiwa ini sering maspary lihat pada
tanah-tanah sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme
pengurai akan mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan
membantu ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan
organik juga akan menyeimbangkan KTK tanah.
4.Mengatasi Tanah Basa
Untuk
mengatasi tanah-tanah basa menurut maspary bisa dilakukan dengan cara pemberian
sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau
bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100 % . Pemberian pupuk yang
mengandung belerang kurang efektif jika digunakan untuk menurunkan pH. Beberapa
pupuk yang mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium
sulfat ), Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat.
Pemberian bahan organik/ pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan jumlah kebutuhannya Unsur
Hara bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
·
Unsur Hara Makro Adalah Unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah besar
·
Unsur Hara Mikro Adalah Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah kecil.
Unsur Hara Makro terdiri dari :N,P,K,Ca,Mg,dan S,sedangkan
Unsur Hara Mikro terdiri dari:
Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,dan Cl.
pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang
diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai
contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air
laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai
alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai
pH 7.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Siti Istiqomah. Menanam
Hidroponik. Penerbit: Ganeca Exact.
·
Pinus Lingga.
1984. Hidroponik: Bercocok tanam tanpa tanah. Penerbit: Niaga
Swadaya.
- Lingga
P, Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Hlmn:6. Jakarta:
Penebar Swadaya.
- Soepardi
G. 1983. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu
Tanah-Fakultas Pertanian. Hlmn:4. Bogor: Institut Pertanian Bogor
- (Inggris) Rao NSS.1995. Soil Microorganisms and
Plant Growth. Ed ke-3. New Hampshire: Science Publishers Inc.
- Saraswati
R.1999. Teknologi pupuk mikrob multiguna menunjang keberlanjutan sistem
produksi kedelai. J Mikrobiol Indones 4 (1): 1-9.
- Aryantha
I, DP Lestari, N Pangesti. 2004. Potensi isolat penghasil IAA dalam peningkatan
pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidroponik. J Mikrobiol
Indones 9 (2): 43-46.
- Musnamar
EI. 2003.Pupuk Organik: Cair & Pdat, Pembuatan dan Aplikasi.
Hlmn 7-13. Jakarta: Penebar Swadaya
0 Response to "MAKALAH MANAGEMEN UNSUR HARA TANAMAN"
Posting Komentar
Budayakan meninggalkan komentar setelah membaca.
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan yang tidak menyinggung dan tidak berbau sara dan porno.
TERIMAKASIH ATAS KOMENTAR ANDA ... !!!