MAKALAH PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA PADI
MAKALAH
PENYAKIT YANG
DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA PADI
DI SUSUN OLEH
RONI WAHYUDI
(110301009)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEGNOLOGI
UNIVERSITAS MEGOU PAK TULANG BAWANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan Makalah
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur Pada Tanaman padi. Yaitu sebagi tugas dari
ibu Viza sebagai dosen mata kuliah Hama Dan Penyakit Tanaman Pangan. yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jenis ienis jamur yang menyerang tanaman padi dan cara pengendalianya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang Saya harapkan. Untuk itu, Saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi Saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jenis ienis jamur yang menyerang tanaman padi dan cara pengendalianya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang Saya harapkan. Untuk itu, Saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi Saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor yang
mampu mengakibatkan penurunan hasil dan mutu hasil pada tanaman pangan di
Indonesia. Sebagian besar penyakit tanaman disebabkan oleh jamur yang
memproduksi mikotoksin. Secara periodik penyakit tanaman mampu menyebar ke
tanaman-tanaman utama kemudian merusak, merugikan dan bahkan menjadi endemik.
Identifikasi jamur penting dilakukan untuk usaha pengendalian penyakit guna
menunjang peningkatan produksi tanaman. Identifikasi jamur dilakukan
berdasarkan gejala penyakit pada tanaman maupun pada substrat tempat kehidupannya,
pertumbuhan koloni, dan ciri morfologinya menurut taksonomi yang karakteristik
secara mikroskopis.Jamur merupakan penyebab penyakit terbesar (90%) pada
tanaman pangan di Indonesia,, sedang 10% sisanya disebabkan oleh bakteri,
virus, dan mikoplasma / fitoplasma.
Dalam program pengendalian hama/penyakit terpadu
(PHT), pengambilan keputusan untuk mengendalikan suatu penyakit didasarkan pada
sistim pemantauan serangan patogen. Pemantauan patogen hanya dapat dilakukan
dengan bekal pengetahuan yang cukup tentang jenis, gejala, penyebab, dan
epidemiologi penyakit. Sehingga dengan melakukan inventarisasi, identifikasi,
dan pengendalian penyakit pada tanaman pangan akan dapat meningkatkan
efektivitas dan efieiensi pengendaliannya guna menunjang program peningkatan
produksinya.
Jamur dimasukkan dalam suatu golongan besar yaitu
Kerajaan Jamur yamg selanjutnya dibagi dalam lima tingkatan (kelas)
yaituPhycomycetes, Deuteromycetes, Ascomycetes,
Basidiaomycetes, dan Mycelia sterililia.
Jamur yang diketahui
sebagai patogen pada tanaman, patogen pada patogen tanaman, atau patogen pada
serangga hama dapat diidentifikasi berdasarkan pada ciri morfologi secara
mikroskopik menurut taksonominya.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit pada tanaman padi yang
disebabkan oleh jamur
1.Penyakit Hawar Pelepah
(Rhizoctonia solani kuhn)
Status
Hawar
pelepah padi menjadi penyakit yang semakin penting di beberapa negara penghasil
padi. Di Indonesia, hawar pelepah mudah ditemukan pada ekosistem padi dataran
tinggi sampai dataran rendah. Gejala penyakit dimulai pada bagian pelepah dekat
permukaan air. Gejala berupa bercak-bercak besar berbentuk jorong, tepi tidak
teratur berwarna coklat dan bagian tengah berwarna putih pucat. Semenjak
dikembangkan varietas padi yang beranakan banyak dan didukung oleh pemberian
pupuk yang berlebihan terutama nitrogen, serta cara tanam dengan jarak yang
rapat menyebabkan perkembangan hawar pelepah semakin parah. Kehilangan hasil
padi akibat penyakit hawar pelepah dapat mencapai 30%.
Penyebab
jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun
dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan
menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan
secara ekonomi. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini; (2)
menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan
Validacin 3 AS.
Biologi dan Ekologi
Penyakit
hawar pelepah mulai terlihat berkembang di sawah pada saat tanaman padi stadia
anakan maksimum dan terus berkembang sampai menjelang panen, namun kadang
tanaman padi di pembibitan dapat terinfeksi parah. Rhizoctonia solani Kuhn
termasuk cendawan tanah, sehingga disamping dapat bersifat sebagai parasit juga
dapat sebagai saprofit. Pada saat tidak ada tanaman padi, cendawan ini dapat
menginfeksi beberapa gulma di pematang juga tanaman palawija yang biasanya
digunakan untuk pergiliran tanaman seperti jagung dan kacang-kacangan. Cendawan
ini bertahan di tanah dalam bentuk sklerosia maupun miselium yang dorman.
Sklerosia banyak terbentuk pada tumpukan jerami sisa panen maupun pada seresah
tanaman yang lain. Selama pengolahan tanah sklerosia tersebut dapat tersebar ke
seluruh petakan sawah dan menjadi inokulum awal penyakit hawar pelepah pada
musim tanam berikutnya.Fenomena ini menunjukkan bahwa sumber inokulum penyakit
hawar pelepah selalu tersedia sepanjang musim.
Pengendalian
Hawar
pelepah padi (Rhizoctonia solani Kuhn.) dapat dikendalikan secara kimia,
biologi, dan teknik budidaya.
Pengendalian
secara kimia dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomyl,
difenoconazol, mankozeb, dan validamycin dengan dosis 2cc atau 2g per satu
liter air dapat menekan perkembangan cendawan R. solani Kuhn dan keparahan
hawar pelepah.
Pengendalian
secara biologi dengan penyemprotan beberapa bakteri antagonis dapat mengurangi
tingkat keparahan hawar pelepah. Penambahan bahan organik yang sudah
terdekomposisi sempurna/sudah matang (kompos jerami dengan C/N rasio ±10)
dengan dosis 2 ton/ha, dapat menekan perkecambahan sklerosia di dalam tanah dan
menghambat laju perkembangan penyakit hawar pelepah di pertanaman.
Pengendalian
dengan teknik budidaya diantaranya yaitu menerapkan jarak tanam tidak terlalu
rapat, pemupukan komplit dengan pemberian nitrogen sesuai kebutuhan, serta
didukung oleh cara pengairan yang berselang. Cara ini dapat menekan laju
infeksi cendawan R. solani pada tanaman padi.
Disamping itu, pengurangan sumber inokulum di lapangan dapat dilakukan
dengan sanitasi terhadap gulma-gulma disekitar sawah.
Pengendalian
penyakit hawar pelepah mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi bila
taktik-taktik pengendalian tersebut di atas dipadukan (pengendalian penyakit
secara terpadu).
2. Penyakit Blas
Status
Penyakit
blas (Pyricularia grisea) merupakan penyakit penting terutama pada padi gogo
tersebar di seluruh daerah pengahsil padi gogo di Indonesia. Daerah endemik
penyakit blas di Indonesia adalah Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera
Barat, Sulawesi Tangah, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Barat bagian selatan
(Sukabumi dan Garut). Akhir-akhir ini penyakit blas khususnya blas leher
menjadi tantangan yang lebih serius karena banyak ditemukan pada beberapa
varietas padi sawah di Jalur Pantura Jawa Barat. Penyebab penyakit dapat
menginfeksi tanaman pada semua stadium
tumbuh dan menyebabkan tanaman puso. Pada tanaman stadium vegetatif biasanya
menginfeksi bagian daun, disebut blas daun (leaf blast). Pada stadium generatif
selain menginfeksi daun juga menginfeksi leher malai disebut blas leher (neck
blast).
Penyebab
jamur
Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai
malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di
dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran
padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah,
menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di
saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) menyemprotkan
insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
Biologi dan Ekologi
Gejala
penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang
umum adalah pada daun dan pada leher malai. Gejala pada daun berupa
bercak-bercak berbentuk seperti belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat
bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi coklat
atau coklat kemerahan. Gejala penyakit blas yang khas adalah busuknya ujung
tangkai malai yang disebut busuk leher (neck rot). Tangkai malai yang busuk
mudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada gabah yang sakit terdapat
bercak-bercak kecil yang bulat.
Penularan
penyakit terutama terjadi melalui konidia yang terbawa angin. Konidia dibentuk
dan dilepas waktu malam, meskipun serimg terjadi siang hari sehabis turun
hujan. Konidium ini hanya dilepaskan jika kelembaban nisbi udara lebih tinggi
dari 90%. Pelepasan terjadi secara eksplosif, karena pecahnya sel kecil di
bawah konidium sebagai akibat dari pengaruh tekanan osmotik. Penetrasi
kebanyakan terjadi secara langsung dengan menembus kutikula. Permukaan atas
daun dan daun-daun yang lebih muda lebih mudah dipenetrasi. Patogen P. oryzae
dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman dan gabah dalam bentuk
miselium dan konidium.
Tingkat
keparahan penyakit blas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kelebihan
nitrogen dan kekurangan air menambah kerentanan tanaman. Diduga bahwa kedua
faktor tersebut menyebabkan kadar silikon tanaman rendah. Kandungan silikon
dalam jaringan tanaman menentukan ketebalan dan kekerasan dinding sel sehingga
mempengaruhi terjadinya penetrasi patogen kedalam jaringan tanaman. Tanaman
padi yang berkadar silikon rendah akan lebih rentan terhadap infeksi patogen.
Pupuk nitrogen berkorelasi positif terhadap keparahan penyakit blas. Artinya
makin tinggi pupuk nitrogen keparahan penyakit makin tinggi.
Perkecambahan
konidium Pyricularia grisea memerlukan air. Jangka waktu pengembunan atau air
hujan merupakan kondisi yang sangat menentukan bagi konidium yang menempel pada
permukaan daun untuk berkecambah dan selanjutnya menginfeksi jaringan tanaman.
Bila kondisi sangat baik yaitu periode basah lebih dari 5 jam, sekitar 50%
konidium dapat menginfeksi jaringan tanaman dalam waktu 6-10 jam. Suhu optimum
untuk perkecambahan konidium dan pembentukan apresorium adalah 25-28 C.
Pengendalian
Usaha
pengendalian penyakit blas yang sampai saat ini dianggap paling efektif adalah
dengan varietas tahan. Varietas Limboto,
Way Rarem, dan Jatiluhur di beberapa tempat di Purwakarta, Subang, dan
Indramayu tergolong tahan terhadap penyakit blas leher. Patogen P. grisea sangat mudah membentuk
ras baru yang lebih virulen dan ketahanan varietas sangat ditentukan oleh
dominasi ras patogen. Hal ini menyebabkan
penggunaan varietas tahan sangat dibatasi oleh waktu dan tempat. Artinya
varietas yang semula tahan akan menjadi rentan setelah ditanam beberapa musim
dan varietas yang tahan di satu tempat mungkin rentan di tampat lain. Ketahanan
varietas yang hanya ditentukan oleh satu gen (monogenic resistant) mudah
terpatahkan. Untuk itu pembentukan varietas tahan yang memiliki lebih dari satu
gen tahan (polygenic resistant) sangat diperlukan. Penggunaan varietas harus
disesuaikan dengan kondisi struktur populasi ras yang ada. Pergiliran varietas
dengan varietas unggul lokal yang umumnya tahan terhadap penyakit blas sangat
dianjurkan. Penyakit blas merupakan penyakit yang terbawa benih (seed borne
pathogen), maka untuk mencegah penyakit blas dianjurkan tidak menggunakan benih
yang berasal dari daerah endemis penyakit blas.
Mengingat
ketahanan varietas terhadap penyakit blas tidak bisa berlangsung lama maka
penggunaan varietas tahan perlu didukung dengan komponen pengendalian lain.
Fungisida merupakan teknologi yang sangat praktis dalam mengatasi penyakit
blas, namun sering kali menimbulkan efek samping yang kurang baik diantaranya
menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu agar
fungisida dapat digunakan seefektif mungkin dengan efek samping yang sekecil
mungkin, maka fungisida harus digunakan secara rasional yaitu harus
diperhitungkan tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tepat. Beberapa
jenis fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit blas adalah Topsin
500 F, Topsin 70 WP, Kasumiron 25/1 WP, dan Delsene MX 80 WP
3. Bercak Daun Cercospora (Cercospora
leaf spot)
Status
Penyakit
bercak daun cercospora sering disebut bercak coklat sempit (narrow brown leaf
spot) disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae Miyake. Penyakit bercak daun
cercospora merupakan penyakit yang sangat merugikan terutama pada sawah tadah
hujan yang kahat kalium.
Penurunan
hasil akibat penyakit ini disebabkan oleh keringnya daun sebelum waktunya dan
keringnya pelepah daun yang menyebabkan kerebahan tanaman. Penyakit bercak daun
tersebar diseluruh negara penghasil padi di Asia Tenggara, Jepang, Cina,
Amerika Serikat, Amerika Tengah, dan Afrika. Di Indonesia penyakit bercak daun
tersebar diseluruh daerah penghasil padi di Jawa. Di Jalur Pantura Jawa Barat penyakit ini
tersebar merata di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Biologi dan ekologi
Gejala
penyakit timbul pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna
coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun, dengan ukuran panjang kurang
lebih 5 mm dan lebar 1-1,5 mm. Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu
tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada
upih daun, batang, dan bunga. Pada saat tanaman mulai masak gejala yang berat
mulai terlihat pada daun bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun
mengering. Infeksi yang terjadi pada pelepah dan batang meyebabkan batang dan
pelepah daun busuk sehingga tanaman menjadi rebah.
Jamur
penyebab penyakit bercak daun mengadakan penetrasi ke jaringan melalui stomata.
Miselia berkembang di dalam jaringan parenkhima dan di dalam sel-sel epidermis.
Jamur mampu bertahan dalam jerami atau daun sakit. Perkembangan penyakit bercak
daun cercospora sangat dipengaruhi oleh faktor ketahanan varietas dan
pemupukan. Varietas tahan sangat efektif menekan perkembangan penyakit bercak
daun cercospora. Pada varietas yang tahan, bercak lebih sempit, lebih pendek,
dan lebih tua warnanya.
Pengendalian
Prioritas
utama dalam pengendalian penyakit bercak daun cercospora adalah dengan
penanaman varietas tahan dan perbaikan
kondisi tanaman. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan varietas Ciherang dan
Membramo tergolong tahan, sedang IR64 dan Widas tergolong rentan. Pemupukan N,
P, dan K yang mencukup kebutuhan tanaman sangat efektif menekan perkembangan
penyakit. Penyemprotan fungisida difenoconazol satu kali dengan dosis 1 cc per
satu liter air volume semprot 400-500 l /ha pada stadium anakan maksimum,
menekan perkembangan penyakit bercak daun cercospora hingga 32,10%.
4. Penyakit Bercak Daun Coklat
(Brown Leaf Spot)
Status
Penyakit
bercak daun coklat disebabkan oleh jamur Helminthosporium oryzae tersebar di
negara-negara penghasil padi di Asia dan di Afrika. Di Indonesia, penyakit ini
banyak ditemukan pada pertanaman padi terutama di tanah-tanah marginal yang
kurang subur, atau kahat unsur hara tertentu. Beberapa daerah padi gogorancah
di Nusa Tenggara Barat, Bali, Gunung Kidul, Jawa Barat bagian selatan dan
Lampung merupakan daerah endemik
penyakit ini. Hubungan antara terjadinya penyakit dengan ketersediaan unsur
hara tanah sangat erat. Tanaman yang kurang sehat sangat mudah terserang
penyakit ini. Pada kondisi tanah yang kahat unsur kalium penyakit bercak coklat
dapat menimbulkan kerugian hasil 50 sampai 90 persen. Faktor lain yang berpengaruh adalah sistem
drainase yang tidak baik, sehingga mengganggu terserapnya unsur-unsur hara.
Penyebab
jamur Helmintosporium oryzae). Gejala:
menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru
berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa
busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam
benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini,
menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15); (2) dengan insektisida
Rabcide 50 WP.
Biologi dan Ekologi
Gajala
khas penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang
merata di permukaan daun dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik
abu-abu di tengah bercak merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di
lapang. Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk
bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak
dapat mencapai panjang 1 cm. Pada serangan berat, jamur daopat
menginfeksi gabah dengan gejala bercak berwarna hitam atau coklat gelap pada
gabah.
Jamur
H. oryzae menginfeksi daun, baik melalui stomata maupun menembus langsung
dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria. Konidia lebih banyak
dihasilkan oleh bercak yang sudah
berkembang (besar) kemudian konidia dihembuskan oleh angin dan menimbulkan
infeksi sekender. Jamur dapat bertahan sampai 3 tahun pada jaringan tanaman dan
lamanya bertahan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Pengendalian
Perkembangan
penyakit sangat erat hubungannya dengan keadaan hara tanah khususnya nitrogen,
kalium, magnesium, dan mangan. Penanaman varietas tahan di Indonesia masih
sangat terbatas. Rabcide 50 WP merupakan fungisida yang dianjurkan untuk
mengendalikan penyakit bercak daun coklat H. oryzae pada pertanaman padi gogo.
nah untuk lebih lengkap tentang makalah penyakit yang di sebabkan oleh jamur pada tanaman padi slahkan sobat bisa langsung di download saja pada link di bawah yang sudah dalam bentuk doc.
0 Response to "MAKALAH PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR PADA PADI"
Posting Komentar
Budayakan meninggalkan komentar setelah membaca.
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan yang tidak menyinggung dan tidak berbau sara dan porno.
TERIMAKASIH ATAS KOMENTAR ANDA ... !!!